Sebuah Tradisi Khas Indonesia dari Sejak Dulu

Pada sekitar 2 abad lalu, beberapa tahun sebelum perang besar berkecamuk di tanah jawa, ada peristiwa HEBOH di keraton Yogya, Rupa-rupanya seorang Patih Yogyakarta yang berkuasa, harus menerima tamparan dari selop seorang pangeran Diponegoro dengan keras, waduh ada apa ini? Apakah ada kesalahan sangat fatal yang telah dilakukannya?

Saatnya kita kembali ke masa lalu… menjelajah sejarah yang jarang ada di buku pelajaran sekolah! kala itu, koloni Hindia Timur baru kembali ke Kerajaan Belanda dari tangan kerajaan Inggris, mendatangkan arus uang yang melimpah dari para penyewa tanah eropa langsung ke pulau jawa Tapi bukannya menjadi sumber kemakmuran rakyatnya, sang Patih malah menyalahgunakannya untuk memperkaya diri. Sang Patih bahkan rela mengorbankan rakyatnya sendiri untuk ketamakannya…. Sungguh sangat mengecewakan…

Mendengar cerita itu ternyata ada satu isu besar yang bersembunyi dibaliknya yaitu…”KORUPSI”. Yah KORUPSI! Saat kecil kita pasti sering dengar kata-kata ini, dan semua pasti tahu kalo sesuatu yang buruk akan mengikuti bagi siapa saja yang tergoda melakukannya. Sayangnya inilah yang menjadi penyebab kurang pesatnya pembangunan di negara kita Indonesia

Percaya ga percaya dengan uang yang hilang akibat korupsi, banyak hal yang bisa kita lakukan loh! kita bisa menggunakannya buat jalan tol buat rumah sakit standar internasional dan tentu saja Kita bisa traktir 8 miliar porsi bakso buat tiap orang di dunia! WOW Tapi…..dibandingkan itu semua, kerugian paling besar justru datang dari rakyat yang tidak percaya pada pemerintahan negaranya, wah kenapa yah?

Dengan ketidakadilan di depan hukum , dan kemiskinan yang tidak kunjung teratasi masyarakat akan bersifat skeptis dengan segala peraturan dan kebijakan yang dibuat oleh para pejabat kita. Tapi tenang dulu…untungnya ada cara ampuh yang sederhana buat mengatasi itu semua! Yaitu dengan: mengawasi aliran dana negara DAN mendukung lembaga-lembaga anti-korupsi! Semuanya hanya untuk membentuk pemerintahan yang lebih akuntabel! karena menjadi terbuka adalah solusinya, Kalo memang bersih kenapa juga harus risih sih?

Mungkin jika pada saat itu sang Patih tidak tergiur oleh harta dengan merelakan tanah-tanah keraton untuk disewa oleh bangsa eropa, tetap adil dalam mengurusi permasalahan hukum, dan tidak memihak koloni belanda dibanding rakyatnya, pergolakan karena ketidakpercayaan rakyat pada pemerintahnya tidak akan terjadi dan mungkin juga… perang jawa tidak berakhir dengan kekalahan pangeran Diponegoro karena dikhianati sang Patih. Dan kita yang ada di masa sekarang pun sudah muak dengan adanya kasus-kasus seperti e-KTP lagi. Dan seperti biasa, terima kasih.

Buku

  • Carey, Peter. 2016. Korupsi: Dalam Silang Sejarah Indonesia. Depok: Komunitas bambu
  • _. 2011. Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Jawa Lama di Jawa 1785-1855. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
  • _. 2014. Takdir : Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855. Jakarta: Buku Kompas
  • Djamhari, Saleh As’ad. 2004. Strategi Menjinakkan Diponegoro: Stelsel Benteng 1827-1830. Depok: Komunitas Bambu

Artikel ilmiah

Web

Video

Leave a comment